Tuesday, June 30, 2009

Discourse 69 (1)

Between the human being and God are just two
antara manusia dengan allah hanya ada dua

veils—health and wealth—all other veils come
tabir – sihat dan kaya – semua tabir lain datang

from these. Those who are healthy do not look
dari tabir ini. dia yang sihat tidak mencari

for God and do not see Him, but as soon as pain
allah dan tidak melihatnya. tapi sebaik saja kesakitan

afflicts them they cry out, “O God! O God!” calling
menyentuh, lalu dia berteriak, “ya allah! ya allah!” memanggil

out and surrendering to God. Therefore,
-manggil dan menyerah diri kepada allah. justeru,

health is their veil and God is hidden in their pain.
sihat adalah tabir dia dan allah tersembunyi dalam sakitnya.

As long as people have wealth, they gratify
selagi manusia ada kekayaan, dia puaskan

their desires, and are preoccupied night and day
keinginannya, dan sentiasa sibuk siang dan malam

with pleasures. The moment poverty appears,
dengan keseronokan. sebaik saja kemiskinan menjengah,

their spirits are weakened and they turn to God.
semangatnya jadi lemah dan dia berpaling kepada allah.

Drunkenness and poverty brought You to me,
I am the slave of Your drunkenness and need!
kesakitan dan kemiskinan membawa tuan kepada saya,
saya adalah hamba kesakitan dan keperluan tuan!


God granted to Pharaoh four hundred years of
allah menganugerahi firaun umur, kerajaan dan

life, kingship and enjoyment. All that was a veil,
keseronokan selama 400 tahun. semuanya adalah tabir

which kept him far from the presence of God. He
yang menjauhkannya daripada hadir allah. dia

did not even experience a single day of disagreeableness
tidak mengalami, hatta satu hari yang suram

and pain, so that he would completely
dan kesakitan, supaya ia sepenuhnya

forget God. God said, “Go on being preoccupied
lupa allah. lalu allah berkata: “teruslah sibuk

with your own desire, and do not even think of
dengan keinginan tuan, dan jangan berfikir pun tentang

me. Good night!”
saya. selamat malam!”

King Solomon grew weary of his reign,
But Job was never sated of his pain.
raja sulaiman menjadi letih dengan pemerintahannya,
sedang ayub tidak lekang daripada kesakitannya.


---------------------------
(1) Fihi Ma Fihi, Discourse 69, Rumi, based on the original translation by A J Arberry, Omphaloskepsis.

Discourse 71 (1)

The difference between birds on the wing, and
perbezaan antara burung yang bersayap, dengan

lovers of God, is that birds always fly in a certain
kekasih allah, ialah burung selalu terbang menurut

direction, while lovers of God fly on the wings of
arah tertentu, sementara kekasih allah terbang dengan

their desire away from all directions.
sayap keinginan mereka jauh dari semua arah.

Every horse has its stable, every beast its pen,
setiap kuda ada kandangnya, setiap haiwan jerumunnya,

every bird its nest. And God knows best.
setiap burung sarangnya. dan allah maha tahu.

-------------------------------------------
(1) Fihi Ma Fihi, Discourse 71, Rumi, based on the original translation by A J Arberry, Omphaloskepsis.

Monday, June 29, 2009

Where is the one (1)

Where is the one who
Intoxicate my soul without the wine?
di manakah dia yang
tanpa wain memabukkan jiwa saya?


Where is he who
Takes away my heart and soul?
di manakah dia yang
membawa pergi hati dan jiwa saya?


He who befits my adjurations
dia yang tepati rintihan saya

Where is the one who
Broke my adjurations and repentance?
di manakah dia yang
mematahkan rintih dan sesal saya?

He who
The mourning of lovers at dawn seeks...
dia yang
dicari ratapan kekasih di subuh hari...

Where is the one whose
Pain has taken us from our being?
di manakah dia yang
sakitnya mengeluarkan kita daripada ada kita?


He is the soul of all souls,
Is there any wonder that he is everywhere?
dialah jiwa segala jiwa
lalu hairankah bila ada dia di mana-mana?


Where is the one who
Seeks existence in our being?
di manakah dia yang
mencari wujud dalam ada kita?

Eye-coquetry is
Only an excuse, and a whim.
godaan-mata
hanyalah alasan, dan gerak hati.

But where is he who
Tired my heart and caused all coquetry?
tapi di manakah dia yang
memenatkan hati saya dan jadi punca semua godaan?

The veil of the heart he drew,
Imaginations he unveiled.
tabir hati disingkapnya
khayalan dia dedahkan.

Where is the one who
Behind the veil exhausted the veil of the heart?
di manakah dia yang
dari balik tirai menyingkap tabir hati?


Where? Where? Where?
di mana? di mana? di mana?

-----------------------------
(1) Where is the one: Rumi, translation by Bahman Solati for the School of Arts, Histories and Cultures, University of Manchester.

Sunday, June 28, 2009

ritus semma mevlevi

(1) ritus semma - (nat’-i serif)
(2) ritus semma - (bahagian ney)
(3) ritus semma - (langkah anak)
(4) ritus semma - (salam mula)
(5) ritus semma – (salam dua)
(6) ritus semma -(salam tiga)
(7) ritus semma - (salam empat)
(8) ritus semma - (asr-i serif)
(9) ritus semma - (doa akhir)

Saturday, June 27, 2009

saya lihat dunia tuan (1)

hati, di mana tuan temui
berani untuk mencari kekasih
bila tuan tahu dia telah tumpaskan
demikian banyak seperti tuan sebelum ini?

tidak saya peduli, kata hati
ingin saya hanya menjadi
satu dengan kekasih.

mulanya, dia menggoda saya
dengan belaian lembut
akhirnya, dia membakar saya
dengan pedih dan gundah.

dalam mainan catur ini
saya harus hilang diri
untuk menangi dia.

kita terikat bersama
sayalah tanah
tuanlah langkah.

betapa tidak adil cinta ini!
saya lihat dunia tuan,
tetapi tuan, saya tidak.

doa menghapuskan kabus
dan kembalikan tenang kepada jiwa
setiap pagi, setiap malam
biarkan hati bernyanyi riang,
la ilaha il allah
tiada realiti selain dia.

----------------------
(1) Rumi: Whispers of the Beloved by Maryam Mafi, Thorsons.

Not every eye can see (1)

My heart, sit only with those
hati, duduklah cuma bersama dia

who know and understand you.
yang kenal dan faham tuan.

Sit only under a tree
duduklah cuma di bawah pohon

that is full of blossoms.
yang kembangnya penuh.

In the bazaar of herbs and potions
di pasar herba dan attar

don't wander aimlessly
jangan merayau tanpa tujuan

find the shop with a potion that is sweet
carilah kedai yang attarnya harum

If you don't have a measure
tanpa ukuran dan timbang

people will rob you in no time.
tuan akan dirompak sekelip mata.

You will take counterfeit coins
tuan akan membawa syiling palsu

thinking they are real.
dengan menyangka ia tulen.

Don't fill your bowl with food from
jangan penuhi mangkuk tuan dengan makanan dari

every boiling pot you see.
setiap periuk mendidih yang tuan lihat.

Not every joke is humorous, so don't search
bukan semua jenaka melucukan, jadi jangan dicari

for meaning where there isn't one.
makna di mana ia tiada.

Not every eye can see,
tidak semua mata boleh melihat,

not every sea is full of pearls.
tidak semua lautan penuh mutiara.

My heart, sing the song of longing
hati, nyanyikanlah lagu rindu

like nightingale.
seperti bulbul.

The sound of your voice casts a spell
merdu suara tuan adalah jampi

on every stone, on every thorn.
atas setiap kerikil, dan setiap duri.

First, lay down your head
pertama, rendahkan kepala tuan

then one by one
lalu satu persatu

let go of all distractions.
lepaskan semua gangguan.

Embrace the light and let it guide you
dakaplah cahaya itu dan biarkan ia suluhi tuan

beyond the winds of desire.
melepasi angin keinginan.

There you will find a spring and nourished by its see waters
akan tuan temui mata air dan nikmatilah ia yang jernih

like a tree you will bear fruit forever.
seperti pohon, tuan akan berbuah abadi.

---------------------------
(1) Rumi: The Hidden Music by Maryam Mafi & Azima Melita Kolin; Thorsons.

laila dan khalifah (1)

berkata khalifah kepada laila, “tuankah sebenarnya dia yang kerananya majnun hilang pertimbangan dan menjadi kacau? sungguh tuan tidaklah lebih cantik daripada banyak yang cantik”. kata laila, “diamlah, tuan bukan majnun!”.

jika tuan bermata majnun,
dua dunia itu akan mengisi pandangan tuan.
tuan dalam deria tuan, sedang majnun di luar dirinya.
dalam cinta, sedar terjaga adalah khianat.
semakin terjaga seseorang, semakin dia tertidur (kepada cinta);
keterjagaannya adalah lebih buruk daripada tidur.

keterjagaan kita membelenggu ruh,
lalu jiwa dimangsakan oleh pelbagai keinginan,
fikiran tentang kehilangan dan keuntungan dan takutkan sengsara.
ia tidak mendakap ketulusan atau kehormatan atau kehalusan,
atau cita-cita untuk menerobos ke langit tinggi.
itu benar-benar tidur yang mendambakan semua kemahuan,
dan yang berunding-bicara dengan setiap angan-angan.

----------------------------------
(1)Masnavi-i-Ma’nawi, Teachings of Rumi, The Spiritual Couplets of Maulana Jalalu-d-din Muhammad I Rumi, translated and abridged by E H Whinfield, M A, Book I, pgs 18-19, Omphaloskepsis. Terjemahan; saya.

◙ Entri ini didedikasikan kepada Michael Joseph Jackson (1958-2009). Jiwa yang kembaranya jauh ke alam bayang-bayang, sehingga tidur dan jaganya saling bertindihan melangkah sempadan. Selamat jalan, tuan.

Friday, June 26, 2009

You Worry Too Much (1)

Oh soul,
aduh jiwa,

you worry too much.
bimbang tuan banyak sangat.

You say,
kata tuan,

I make you feel dizzy.
saya buat tuan rasa pusing.

Of a little headache then,
oleh sedikit pening,

why do you worry?
kenapa tuan bimbang?

You say, I am your moon-faced beauty.
kata tuan , sayalah indah berwajah-bulan tuan

Of the cycles of the moon and
oleh pusingan-pusingan bulan dan

passing of the years,
peralihan tahun-tahun,

why do you worry?
kenapa tuan bimbang?

You say, I am your source of passion,
kata tuan, sayalah telaga ghairah tuan

I excite you.
saya merangsang tuan.

Of playing into the Devils hand,
oleh bermain ke tangan iblis,

why do you worry?
kenapa tuan bimbang?

----------------

Oh soul,
you worry too much.
aduh jiwa,
bimbang tuan banyak sangat.


-----------------

Look at yourself,
lihat diri tuan,

what you have become.
tentang apa jadi tuan.

You are now a field of sugar canes,
tuan sekarang sepadang tebu,

why show that sour face to me?
kenapa tunjukkan wajah bercuka itu kepada saya?

You say that I keep you warm inside.
kata tuan, saya hangatkan dalam tuan.

Then why this cold sigh?
jadi kenapa keluh dingin ini?

You have gone to the roof of heavens.
telah tuan sampai ke bumbung langit.

Of this world of dust, why do you worry?
oleh dunia debu ini, kenapa tuan bimbang?

------------------

Oh soul,
you worry too much.
aduh jiwa,
bimbang tuan banyak sangat.


--------------------

Your arms are heavy
lengan tuan berat

with treasures of all kinds.
dengan harta semua jenis

About poverty,
tentang kemiskinan,

why do you worry?
kenapa tuan bimbang?

You are Joseph,
tuanlah yusuf,

beautiful, strong,
cantik, gagah,

steadfast in your belief,
mengakar dalam kepercayaan,

all of Egypt has become drunk
mesir semua menjadi mabuk

because of you.
kerana tuan.

Of those who are blind to your beauty,
tentang mereka yang buta pada cantik tuan,

and deaf to your songs,
dan tuli pada lagu-lagu tuan,

why do you worry?
kenapa tuan bimbang?

---------------------

Oh soul,
you worry too much.
aduh jiwa,
bimbang tuan banyak sangat.


---------------------

You have seen your own strength.
telah tuan lihat gagah sendiri.

You have seen your own beauty.
telah tuan lihat cantik sendiri.

You have seen your golden wings.
telah tuan lihat sayap emas sendiri.

Of anything less,
tentang yang kurang,

why do you worry?
kenapa tuan bimbang?

You are in truth
benarnya tuanlah

the soul, of the soul, of the soul.
jiwa kepada jiwa kepada jiwa.

You are the security,
tuanlah keselamatan,

the shelter of the spirit of Lovers.
pelindung roh kekasih-kekasih.

Oh the sultan of sultans,
aduh sultan segala sultan,

of any other king,
tentang semua raja lain,

why do you worry?
kenapa tuan bimbang?

---------------------

Be silent, like a fish,
diamlah seperti ikan,

and go into that pleasant sea.
dan berenanglah ke laut nyaman itu.

You are in deep waters now,
tuan di air dalam sekarang,

of life's blazing fire.
dalam marak api kehidupan.

Why do you worry?
kenapa tuan bimbang?

---------------------------
(1) Hush Don't Say Anything to God: Passionate Poems of Rumi , Shahram Shiva, Jain Publishing.

Puisi panjang buat dik dara (1)

Oleh Mohamad Biru

dik dara
nanti waktu aku pulang ke kampong bila ada kesempatan bercuti
usah engkau datang lagi ke rumah menghantar kuih
lepat pisang yang menjadi kegemaran
kerana aku yang pulang kali ini
sudah tempang kejantanannya
… semenjak aku jadi tahu
engkau ke pekan menonton wayang
tayangan Hindustan larut malam
berpegangan tangan
dengan budak seberang

dik dara
kalau pun engkau masih mahu melintas di laman rumahku
sambil berlenggang lembut seperti dulu
usahlah berpaling pada jendela yang tidak pernah berlangsir itu
atau barangkali singah-singah sembang di serambi
… kerana di sini ada seorang lelaki
yang patah harapan dan parah di hati
kecundang dek budak seberang
berkelulusan universiti

dik dara
bila kelak kita mungkin bertembung di jalan arah ke dusun
dan engkau berniat menegurku
janganlah engkau manja-manjakan suara merdumu itu
sambil mengibas hitam rambut lurus menyusur leher jinjangmu
… kerana engkau kelak berhadapan
adalah seorang aku yang bukan dirinya lagi
dan jika engkau masih kuntumkan senyum di bibir delimamu itu
kelak yang engkau dapati
seorang lelaki bungkam yang tidak tetap berdiri

dan
mana tahu ketika aku naik basikal membuang rindu di denai
lalu tersua denganmu jalan bersantai
dan seterusnya aku gagal mengajakmu membonceng
di belakang basikal buruk pemberian arwah datukku
seperti dulu-dulu
… aku kira tentunya engkau sudah tidak selesa lagi
berpungguk di palang besi
dek lewat biasamu beralas lembut
di atas kusyen baldu bergebu
di dalam kereta baru warna biru
kepunyaan budak seberang

dan nanti
waktu aku sedang ngelamun sendiri di tebing sungai kenangan
lalu engkau turun bermain air membasah bunting betis
maka tidak perlu engkau hanyutkan apa-apa lagi
supaya aku basah mengejar dan memulangnya kembali
lantas jadi nanar terlihat percik butir air di lehermu
atau tak payah lagi
engkau pura-pura jatuh waktu menyusur ke titi
untuk aku menerpa menangkap membantumu
… hampir pasti aku paksa diri untuk tidak peduli
akan aku bertahan daripada menolongmu lagi
sekaligus
untuk mendukungmu ke tepi

dik dara
hingga sekiranya malam jadi sepi dan hening dibalut arus dingin
dan jauh-jauh
engkau mendengar aku memetik kecapi
mungkin sambil menyanyi
atau bersilih ganti meniup seruling bambu
mengalun sayu meriba rindu
… jangan datang lagi membawa kopi panas berisi madu seperti dulu
lalu menggigit telingaku dan berbisik yang bukan-bukan
sampai aku hampir mabuk berkemaruk
… barangkali dik
laguku masih lagu yang dulu
namun bukan lagi tandanya aku memanggilmu
aku sudah bukan aku
yang pernah engkau cumbu

dik dara
maaflah

kalau aku menghadirkan kebencian
dan mengelak pada setiap pertemuan

barangkali engkau tidak pernah akan mengerti
keadaan seorang lelaki
yang mimpinya
telah jadi kosong.


----------------------------
(1) Kali terakhir puisi ini dilewati semula kira-kira lebih 20 tahun yang lalu iaitu tahun 1983 sewaktu koleksi atau antalogi “KamusMu, KomikKu & Kad Kredit Kita Bersama” dihimpun lalu diserah kepada tidak lebih daripada 9 orang handai taulan.

Puisi ini tercipta berdasarkan inspirasi arwah Pak Tongkat sebenarnya iaitu mengambil kira salah satu karya perdana beliau, “Uda & Dara” yang dianggap berlatar-belakang tahun 1960an. Setiap generasi pasti memiliki “Uda & Dara” mereka tersendiri dengan landskap zaman termasuk mencermin segala elemen sosial budayanya.

Pertama kali puisi ini ditulis ialah sekitar 1981 ketika penulis masuk tahun ketiga berkelana berbujangan di kota Kuala Lumpur. Premisnya adalah pengalaman sendiri termasuk pengalaman sahabat-sahabat terdekat yang turut bergelendangan di Kuala Lumpur memburu kehidupan.

Puisi ini pernah ketikanya menjadi satu underground masterpiece di dinding-dinding orang bujang dengan sedikit pindaan iaitu lazimnya perubahan nama seperti “Awi & Yati”, “Bob & Bibah” dan sebagainya.

Tidak seperti yang dikatakan orang tertentu, puisi ini tidak terhasil di dalam jamban - walau ia sering berkumandangan di situ - ia terhasil di atas pangkin kayu di bawah pokok ceri di kawasan kediaman golongan elit di Kuala Lumpur, iaitu Jalan U Thant.

Tuesday, June 23, 2009

Doa yang baik (1)

seorang darwis yang doanya makbul muncul, lalu hajaj yusuf berkata kepadanya: “doakan saya satu doa yang baik”. lalu si darwis berdoa: “wahai tuhan, ambillah nyawanya”. hajaj berkata: “demi tuhan, doa apakah ini?” si darwis menjawab: “ia doa yang baik untuk tuan dan semua orang beriman”.

wahai penzalim yang menindas rakyatnya,
berapa lama tuan mahu berterusan dengan ini?
apa gunanya kuasa wibawa kepada tuan?
sungguh mati adalah lebih baik untuk tuan daripada menindas manusia.


---------------------------
(1) The Rose Garden of Sa’di (or The Gulistan), based on the original translation by Edward Rehatsek, Omphaloskepsis. Terjemahan: saya.

Minda menjerut, cinta membebas (1)

Nabi-nabi saling mengenal antara satu sama lain. Isa AS berkata: “Wahai warga Nazareth, tuan tidak mengenal Musa dengan dekat; mari, dekati saya supaya tuan kenal Musa”.

Muhammad SAW pernah berkata: “Wahai orang Nasrani dan Yahudi, tuan tidak mengenal Musa dan Isa dengan dekat. Mari, dekati saya supaya tuan lebih kenal mereka berdua”.

Nabi-nabi adalah mereka yang menerima dan mengesahkan satu sama lain. Kata-kata mereka pula saling menjelas dan melengkap satu sama lain.

Lalu sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, jika setiap Nabi mengesahkan Nabi sebelum mereka, siapakah yang akan mengesahkan tuan sedang tuan Nabi terakhir?”

Muhammad SAW menjawab: “Dia yang kenal jiwanya sendiri, dan pastinya Tuhan juga tahu”.

Justeru, dia yang kenal saya, akan kenal Tuhan saya juga. Dari segi ini, orang paling baik ialah dia yang paling jauh daripada nafsunya sendiri. Biar betapa halus dan matang ideanya, dia tersimpang jauh jika tidak meninggalkan nafsunya.

Minda menjerut, cinta membebas.
Minda berkata, “jangan terlepas, jangan terlimpah”.
Cinta berkata, “bebas-lepaslah tanpa rasmi-rasmian”.


-------------------------------
(1) The Conversations (Maqalat) of Shams of Tabriz, translation in process by Refik Algan & Kabir Helminski, Threshold Books. Terjemahan: saya.

Sunday, June 21, 2009

I've Got You Now (1)

My face free of sorrow,
muka saya bebas gundah,

my mouth full of wine,
mulut saya penuh wain,

my clothes torn off my body.
baju saya tersiat dari tubuh.

Look what you've done to me now.
lihat apa telah tuan buat pada saya sekarang.

---
He says, That's what I do.
katanya: memang itu buat saya.

I tear away the layers.
saya siatkan lapisan-lapisan.

I melt the shame.
saya cairkan malu.

I reveal the unrevealed.
saya dedahkan yang tak terdedah.

---
He moves too fast.
dia bergerak cepat sangat.

One breath, he is outside the window.
nafas satu, dia di luar jendela.

Next breath, he is inside my shirt.
nafas dua, dia di dalam baju saya.

---
I can't think clear,
fikir saya jadi kelabu,

my mind is not here,
minda saya tidak di sini,

he is all I see.
hanya dia yang saya nampak.

NOW!
sekarang!

There is new life in me.
ada hidup baru dalam saya.

---
The seven heavens cannot contain him,
langit tujuh tidak dapat mendinding dia,

but he is here,
tapi dia di sini,

moving up my shirt.
bergerak dalam baju saya.

Pop, one button here.
tus, butang saya terbuka, di sini.

Pop, one button there.
tus, butang saya terbuka, di sana.

---
This lion of God
singa tuhan ini

watches over me,
dia menjaga saya,

I sing as he roars.
saya bernyanyi, sedang dia mengaum.

---
He says, I've got you now.
katanya: saya mendapat tuan sekarang.

I gave you life,
saya beri tuan hidup,

I created you,
saya ciptakan tuan,

I do what I want now.
saya buat mahu saya sekarang.

---
I am your harp,
saya kecapi tuan,

play me easy,
mainkan saya lembut,

play me hard, or
mainkan saya keras, atau

don't touch my strings at all.
jangan sentuh tali-tali saya sama sekali.

---
You know!
tuan tahu

I think,
saya fikir,

I've got YOU now.
saya mendapat tuan sekarang.

Before I met you,
sebelum saya temui tuan,

I had only one heart,
hati saya hanya satu,

I had only one body,
tubuh saya hanya satu,

I was only being.
saya pula cuma ada.

---
But look at me now,
tapi lihat saya sekarang,


I've got you now.
saya mendapat tuan sekarang.

----------------------------
(1) Hush Don't Say Anything to God: Passionate Poems of Rumi, Shahram Shiva, Jain Publishing.

Saturday, June 20, 2009

BURUNG-BURUNG KONDOR

Oleh W S Rendra

Angin gunung turun merembes ke hutan,
lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas,
dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau.

Kemudian hatinya pilu
melihat jejak-jejak sedih para petani - buruh
yang terpacak di atas tanah gembur
namun tidak memberi kemakmuran bagi penduduknya.

Para tani - buruh bekerja,
berumah di gubug-gubug tanpa jendela,
menanam bibit di tanah yang subur,
memanen hasil yang berlimpah dan makmur
namun hidup mereka sendiri sengsara.

Mereka memanen untuk tuan tanah
yang mempunyai istana indah.
Keringat mereka menjadi emas
yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa.
Dan bila mereka menuntut perataan pendapatan,
para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,
dan menjawab dengan mengirim kondom.

Penderitaan mengalir
dari parit-parit wajah rakyatku.
Dari pagi sampai sore,
rakyat negeriku bergerak dengan lunglai,
menggapai-gapai,
menoleh ke kiri, menoleh ke kanan,
di dalam usaha tak menentu.

Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah,
dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai,
dan sukmanya berubah menjadi burung kondor.

Beribu-ribu burung kondor,
berjuta-juta burung kondor,
bergerak menuju ke gunung tinggi,
dan disana mendapat hiburan dari sepi.
Karena hanya sepi
mampu menghisap dendam dan sakit hati.

Burung-burung kondor menjerit.
Di dalam marah menjerit,
bergema di tempat-tempat yang sepi.
Burung-burung kondor menjerit
di batu-batu gunung menjerit
bergema di tempat-tempat yang sepi
Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu,
mematuki batu-batu, mematuki udara,
dan di kota orang-orang bersiap menembaknya.

--------------------------
Yogya, 1973
Potret Pembangunan dalam Puisi

(terima kasih tuan hareez kerana mengirim sajak ini. besar maknanya ia pada blog ini dan juga kepada diri saya sendiri. terima kasih banyak tuan).

Thursday, June 18, 2009

quotation

“I was warmed by the sun, rocked by the winds and sheltered by the trees as other Indian babies. I can go everywhere with a good feeling.”

"saya telah dihangatkan oleh matahari, dibuai oleh angin dan dinaungi oleh pokok-pokok seperti anak-anak apache yang lain. justeru saya boleh pergi ke mana-mana dengan segala senang hati" - Geronimo (1829 – 1909).

------------

I think over again my small adventures
saya berfikir-fikir tentang kembara-kembara kecil yang pernah ditempuh

My fears, those small ones that seemed so big
takut saya, yang kecil-kecil itu tapi terasa begitu agam mendinding

For all the vital things I had to get and reach
tentang semua perkara penting yang perlu dibuat dan dicapai

And yet there is only one great thing
hanya satu yang cukup besar

The only thing
hanya satu

To live to see the great day that dawns
untuk hidup dan menyaksikan tibanya hari baru

And the light that fills the world.
dan cahaya yang berlari berlumba melimpahi tanah ini.

--------------------------
Unknown Inuit
inuit yang tak dikenali

Wednesday, June 17, 2009

AKU

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

---------

HAMPA
kepada sri yang selalu sangsi

Sepi di luar, sepi menekan-mendesak
Lurus-kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak
Tak satu kuasa berani melepas diri
Segala menanti. Menanti-menanti
Sepi
Dan ini menanti penghabisan mencekik
Memberat-mencengkung pundak
Udara bertuba
Rontok-gugur segala. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Menanti


---------------------------
Chairil Anwar, Maret 1943

This Marriage (1)

May these vows and this marriage be blessed.
moga ikrar dan perkahwinan ini dirahmati.

May it be sweet milk,
moga ia semanis susu,

this marriage, like wine and halvah.
perkahwinan ini, seperti wain dan halwa.

May this marriage offer fruit and shade
moga perkahwinan ini berbuah dan melindungi

like the date palm.
seperti pohon kurma.

May this marriage be full of laughter,
moga perkahwinan ini penuh ketawa,

our every day a day in paradise.
hari-hari kita adalah satu hari di syurga.

May this marriage be a sign of compassion,
moga perkahwinan ini menjadi penanda kasih,

a seal of happiness here and hereafter.
mohor bahagia di tanah sini dan di tanah sana.

May this marriage have a fair face and a good name,
moga perkahwinan ini berwajah manis dan bernama bangga,

an omen as welcomes the moon in a clear blue sky.
sebagai penanda yang mengelu-elukan bulan di langit biru yang cerah.

I am out of words to describe
saya kehabisan kata-kata untuk memerikan

how spirit mingles in this marriage.
bagaimana ruh sapa-menyapa dalam perkahwinan ini.

-----------------------------
(1) Kulliyat-i-Shams, 2667

A Star Without a Name (1)

When a baby is taken from the wet nurse,
apabila anak diambil daripada pengasuhnya,

it easily forgets her
ia bersegera melupakannya

and starts eating solid food.
dan mula memakan makanan pejal.

Seeds feed awhile on ground,
benih berlindung sebentar di tanah,

then lift up into the sun.
kemudian menegak menggapai matahari.

So you should taste the filtered light
jadi harus tuan rasai cahaya terlindung,

and work your way toward wisdom
untuk merangkak bertatih menuju bijaksana

with no personal covering.
tanpa payung diri.

That's how you came here, like a star
begitulah tuan sampai di sini, seperti bintang

without a name. Move across the night sky.
tanpa nama. ia memecut melintasi langit malam

with those anonymous lights.
bersama-sama seribu kerdip tak bernama itu.

--------------------------------------
(1) Mathnawi III, 1284-1288

Whispers of Love (1)

Lover whispers to my ear,
kekasih berbisik ke telingaku,

"Better to be a prey than a hunter.
‘jadilah buruan, bukan pemburu.

Make yourself My fool.
jadilah si tololku.

Stop trying to be the sun and become a speck!
jangan mencuba menjadi matahari, jadilah zarah!

Dwell at My door and be homeless.
mengungsilah ke pintuku, jadilah gelandangan.

Don't pretend to be a candle, be a moth,
jangan berpura menjadi lilin, jadilah kupu-kupu,

so you may taste the savor of Life
akan kaurasai nikmat kehidupan

and know the power hidden in serving."
akan kaukenali gagah pengabdian’.

-------------------------------
(1) Mathnawi V, 411-414

Tuesday, June 16, 2009

take the warning (1)

Wealth has no permanence: it comes in the morning,
kekayaan tidak kekal: ia datang pada pagi hari,

and at night it is scattered to the winds.
dan ketika malam ia terpencar ke dalam angin.

Physical beauty too has no importance,
cantik fizikal juga tidak penting,

for a rosy face is made pale by the scratch of a single thorn.
kerana muka yang manis menjadi pucat kerana garutan duri nan satu.

Noble birth also is of small account,
darah keturunan juga kecil maknanya,

for many become fools of money and horses.
kerana banyak orang yang menjadi tolol wang dan kuda-kuda.

Many a nobleman's son has disgraced his father by his wicked deeds.
banyak anak bangsawan memalukan ayah mereka dengan perlakuan yang hodoh-hodoh.

Don't court a person full of talent either,
jangan percayai dia yang berbakat segala juga,

even if he seems exquisite in that respect:
walaupun ia tampak berbeza dalam hal ini:

take warning from the example of Iblis
ambilllah amaran daripada teladan iblis

Iblis had knowledge, but since his love was not pure,
dia tahu, tetapi kerana tulus cintanya tidak,

he saw in Adam nothing but a figure of clay.
dia melihat adam sebagai lembaga daripada tanah cuma.


---------------------------
(1) Mathnawi VI: 255-260

tiga

tiga waktu; malam, petang, pagi
tiga hari; sabtu, ahad, isnin
tiga suara; kau, mereka, dia

satu mesej cuma:

tuan diminta pergi dari sini
keretapi ini kini mengambil jalan berbeza
tempat tuan di sini telah tiada
ia telah diambil orang lain, namanya pun sudah tertulis di sini
secara sah dan terang
jika tuan masih mahu, tuan boleh sahaja duduk di mana-mana
tetapi tuan dinasihatkan supaya beredar sahaja, dengan hormat
tidak ada tetapi lagi tuan, tetapi hanya untuk semalam
barangkali tuan tertidur, atau barangkali tuan tersalah tarikh
atau barangkali juga tuan terlupa
tuan boleh turun sekarang atau kemudian
namun natijahnya masih sama
tuan mesti pergi dari sini
lambat laun apabila semua yang bernama dan berhak telah naik
tuan wajib pergi juga, itu polisi tuan, tiada yang terkecuali
semua kerusi mesti diisi, tiada yang boleh berdiri
tetapi tuan boleh berdiri di rel untuk melambai keretapi ini pergi
itu dibenarkan, juga polisi, tiada yang terkecuali.

Between the mirror and the heart (1)

Let go of your worries
lepaskan gundah tuan

and be completely clear-hearted,
dan berhati-poloslah

like the face of a mirror
seperti muka sang cermin

that contains no images.
yang kosong imej

If you want a clear mirror,
jika tuan mahukan cermin yang tulus

behold yourself
lihatlah diri tuan

and see the shameless truth,
dan lihatlah kebenaran yang telanjang

which the mirror reflects.
yang dipantulkan sang cermin

If metal can be polished
jika logam boleh dikilatkan

to a mirror-like finish,
sehingga menjadi seperti cermin

what polishing might the mirror
kilatan apakah yang diperlukan

of the heart require?
oleh cermin hati?

Between the mirror and the heart
antara hati dan cermin

is this single difference:
selisihnya hanya ini:

the heart conceals secrets,
hati menyimpan rahsia

while the mirror does not.
sedang cermin menyatakan segala.

-------------------------------
(1) The Divani Shamsi Tabriz, XIII

In one form upon this earth (1)

A moment of happiness,
sedetik bahagia

you and I sitting on the verandah,
tuan dan saya duduk-duduk di verandah

apparently two, but one in soul, you and I.
seperti dua, tapi satu dalam jiwa, tuan dan saya

We feel the flowing water of life here,
kita rasai alir sungai kehidupan di sini

you and I, with the garden's beauty
tuan dan saya, dan indah bunga-bunga

and the birds singing.
dan burung-burung bersiul

The stars will be watching us,
bintang-bintang memerhati kita

and we will show them
dan akan kita tunjukkan

what it is to be a thin crescent moon.
apa erti menjadi sirna.

You and I unselfed, will be together,
tuan dan saya tulus, akan bersama

indifferent to idle speculation, you and I.
lepas daripada agakan sia-sia, tuan dan saya

The parrots of heaven will be cracking sugar
kakaktua syurga akan memuntahkan gula

as we laugh together, you and I.
sewaktu kita ketawa bersama, tuan dan saya

In one form upon this earth,
dalam satu bentuk di tanah ini

and in another form in a timeless sweet land.
dalam bentuk berbeza di tanah harum tanpa-waktu

----------------------------------
(1) Kulliyat-e Shams, 2114

Sunday, June 14, 2009

tanda aras

entri ini tidak ada apa-apa makna, ia sekadar penanda ingat bagi tarikh hari ini, sabtu, 13 jun 2009.

bb king and tracy chapman: the thrill is gone

tracy chapman: baby can i hold you

: why

: mountains o' things

sesat di hujung, balik ke pangkal (2)

fasal 16: muktamar pas (1)

(1) muktamar pas terbahagi kepada:

(a)

(b) muktamar khas - muktamar khas pas bolehlah diadakan beberapa kali dalam setahun sekiranya dikehendaki oleh presiden atau dengan permintaan bersurat daripada sekurang-kurangnnya satu pertiga daripada ahli jawatankuasa kerja pas pusat atau satu pertiga daripada pas kawasan-kawasan. maka muktamar khas ini tidaklah boleh dibincangkan apa-apa perkara selain daripada perkara yang kerananya muktamar itu diadakan.

(c) notis bagi mengadakan muktamar tahunan dan khas hendaklah dihantar kepada para perwakilan dalam tempoh 14 hari dari tarikh mesyuarat itu hendak diadakan. notis muktamar tahunan hendaklah disertakan dengan agenda, salinan laporan dan penyata kewangan tahun lalu yang telah diaudit oleh pemeriksa kira-kira.

(2) muktamar tahunan dan/atau khas itu adalah mengandungi ahli-ahli yang berikut:

(a) pengerusi tetap dan timbalannya.

(b) ahli-ahli majlis syura ulamak dan ahli-ahli jawatankuasa kerja pas pusat.

(c) pesuruhjaya-pesuruhjaya negeri dan wilayah persekutuan.

(d) yang dipertua-yang dipertua kawasan, dan jika sekiranya tidak dapat hadir sendiri maka hendaklah seorang ahli jawatankuasa kerja kawasan itu diwakili dengan bersurat oleh yang dipertua pas kawasan itu.

(e) tidak kurang daripada empat orang dan tidak lebih daripada sepuluh orang wakil daripada dan diangkat oleh tiap-tiap sebuah kawasan yang telah menunaikan yuran tahunannya bagi tahun itu kepada pejabat agung dengan tertakluk kepada fasal 17 (5).

(f) lima belas orang wakil daripada dan diangkat oleh muktamar dewan ulamak pas pusat.

(g) lima belas orang wakil daripada dan diangkat oleh muktamar dewan pemuda pas pusat.

(h) lima belas orang wakil daripada dan diangkat oleh muktamar dewan muslimat pas pusat.

(3)

(4) dengan dikecualikan ceraian (2)(b) dan (c) fasal ini, maka satu perdua daripada ahli-ahli muktamar itu hadir adalah menjadi cukup bilang bagi menjalankan muktamar tahunan dan/atau khas itu.

---------------------------------------
(1) perlembagaan parti islam semalaysia (pindaan 2001), hal 19, 20 dan 21. diterbitkan oleh pejabat agung pas, markaz tarbiyah pas pusat, lorong hj hassan, batu caves, selangor, cetakan pertama (2002).

Saturday, June 13, 2009

sesat di hujung, balik ke pangkal

fasal 7: hukum, kekuasaan dan majlis syura ulamak (1)

(1) adapun hukum yang tertinggi sekali dalam pegangan pas ialah kitabullah dan sunnah rasul serta ijmak ulamak dan kias yang terang dan nyata, dengan tertakluk kepada hukum yang tertinggi itu, kekuasaan pas adalah dipegang oleh muktamar tahunan.

(2) dengan tertakluk kepada hukum-hukum dalam ceraian (1) itu, segala gerakan dan pentadbiran pas adalah dijalankan di bawah perintah dan kekuasaan muktamar, akan tetapi muktamar itu sendiri tertakluk di bawah syarat-syarat yang terkandung dalam perlembagaan pas dan aturan muktamar atau mesyuarat pas.

(3) bagi menjamin kekuasaan pas yang diperuntukkan dalam ceraian (2) di atas dan badan-badan yang diberikan kepadanya kuasa oleh muktamar tahunan dan mana-mana peruntukan dalam perlembagaan ini, tidak terkeluar daripada kehendak-kehendak yang diperuntukkan dalam fasal 7 (1) dan tidak berlawanan dengan dasar pas seperti yang diperuntukkan dalam fasal 3 perlembagaan ini, maka hendaklah ditubuhkan sebuah majlis yang dinamakan 'majlis syura ulamak' dan diberi kepadanya kuasa-kuasa berikut:

(a) menghurai, menjelas dan mentafsirkan dasar pas dan mana-mana peruntukan di dalam perlembagaan ini yang menimbulkan kesamaran mengenai maksud dan tujuannya dan membuat ketetapan mengenainya.

(b) mengeluarkan arahan dan perintah supaya dasar dan ketetapan itu dipatuhi dan dilaksanakan oleh mana-mana pihak atau badan dalam pas dan mengawasi serta memelihara supaya dasar dan ketetapan serta kehendak-kehendak dalam perlembagaan ini dipatuhi dalam kegiatan, gerakan dan pentadbiran pas.

(c) memelihara, menjaga dan mengawal tatatertib pas dan dan melantik ahli-ahli jawatankuasa tatatertib pas seperti yang diperuntukkan dalam fasal 75 perlembagaan ini.

(4) ahli-ahli majlis syura ulamak hendaklah terdiri daripada lima belas orang dan tertakluk kepada peruntukan-peruntukan berikut:

(a)
(b)
(c)

(d) seorang ketua majlis syura ulamak yang dikenali sebagai 'mursyidul am' dan seorang naibnya yang dikenali sebagai timbalan mursyidul am hendaklah dipilih dalam mesyuarat majlis syura ulamak tersebut daripada kalangan ahli-ahlinya dan akan memegang jawatan itu selama tiga tahun dengan syarat dia boleh berhenti sebelum cukup tempoh tersebut dan boleh diberhentikan dengan persetujuan dua pertiga daripada ahli-ahli majlis syura ulamak itu dan boleh diperbaharui pelantikannya setelah tamat tempoh ia memegang jawatan itu.

(e)
(f)
(g)

(5) tugas ahli-ahli majlis syura ulamak

(a) mursyidul am

(i) bertanggungjawab sebagai ketua majlis syura ulamak bagi melaksanakan kuasa-kuasa yang diperuntukkan dalam fasal 7(3)(a) dan (c) perlembagaan ini.

(ii) menetap dan mempengerusikan mesyuarat-mesyuarat majlis syura ulamak dan melantik seorang setiausaha majlis syura ulamak daripada kalangan ahli-ahlinya atau mana-mana ahli pas.

(iii) mengambil apa-apa jua langkah yang perlu bagi mengawasi dan memelihara dasar pas dipatuhi dalam kegiatan, gerakan dan pentadbiran pas.

--------------------------------
(1) perlembagaan parti islam semalaysia (pindaan 2001), hal 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. diterbitkan oleh pejabat agung pas, markaz tarbiyah pas pusat, lorong hj hassan, batu caves, selangor, cetakan pertama (2002).

nota: italik, saya.

Friday, June 12, 2009

di tanah serendah sekebun bunga

...dan saya juga memilih untuk berkubu betis dan bersetia dengan orang tua uzur bernama nik abd aziz ni mat kerana sehingga kini dia tidak pernah menganiayai atau membohongi saya.

dia melakukan kesilapan? ya, tentu sekali. malah banyak juga tingkahnya yang tidak saya persetujui, tetapi dia tidak pernah membohongi saya. dan itu lebih penting hari ini. dia jujur. dalam benar, dia jujur. dalam salah, dia jujur.

dan selama dua puluh tahun, dia dan para sahabat serta penasihatnya yang 'kucing kurap' itu terus bertahan di tanah serendah sekebun bunga tanpa gagal, tanpa ragu.

dua puluh tahun menanggung cemuh, bala dan nista. sewaktu tanah lain tumbang satu persatu, dia masih di situ, dengan wajah lunak dan tekad membatu, di pintu kota.

dengan panji di tangan dan dada terbelah, dia bertempik, dia merayu: "...mari weh, mari weh, asok, asok, asok. panji dio doh patoh, lembing dio doh sumbing, panoh dio doh putuh, keris dia doh tumpul. asok, asok, asok. mari weh, mari weh..."

tiba-tiba tuan mencadangkan semuanya usai dan sambil minum-minum kita berbicara tentang beras dan gula, dan cerita-cerita hari muka yang cerah cemerlang.

pengkhianatan darjah apakah ini?

wallahu a'lam.

PAS and new politics

By Yang Razali Kassim

In 2005, Nasharuddin Mat Isa was the emerging leader in PAS who was to bridge the two worlds of the Islamist party — the ulama (religious scholars) and the professionals. A Jordan-trained English-speaking cleric and law lecturer who also studied in Britain, he was at ease in both identities.

Fully behind his rise was the growing group of technocrats and professionals — including vice-president Husam Musa and secretary-general Kamaruddin Jaafar. They helped build Nasharuddin’s image as a “professional ulama”, seeing him as someone who would advance their reformist agenda.

That symbiotic relationship between the ulama class and the reformists now appears to be loosening. Nasharuddin gradually leaned closer towards the ulama group and led an initiative to forge ties with the ruling Umno in the name of solidarity of the Muslim ummah, despite years of rivalry.

Concerned about possible damage to PAS credibility in the eyes of its opposition partners in the Pakatan Rakyat (PR) alliance and the public, Husam challenged Nasharuddin for the deputy presidency in party elections at the just-concluded muktamar or general assembly.

Nasharuddin however successfully staved off the contest, backed by the party’s senior ulama. In so doing, the clerics reasserted their traditional kepimpinan ulama — “leadership by the ulama”.

The delegates however prevented total control by the clerics by giving half of the seats in the new leadership to the non-ulama, mainly the professionals. So what does this mean for the future of PAS and the changing landscape in Malaysian politics ?

Arresting the rise of the professionals

Nasharuddin was supposed to symbolise the rise of the professionals in PAS. The professionals’ growing influence has been received with some uncertainty by the clerics, although they were not anti-change. This was, after all, an Islamist party that prided itself in the leadership of the religious scholars since it ditched its assabiyah (religious-nationalist) orientation in the 1980s.

The ulama knew that they could do with this more progressive and urbane group of professionals to reach out to an increasingly demanding electorate — so long as the ulama’s leadership remains unquestioned.

Indeed, it has been a winning combination. With the ulama providing the party’s religious charisma, and the professionals the organising and strategising skills, the Islamist party scored unprecedented success in the 2008 general election, breaking into the political consciousness of the Chinese and Indian minorities.

Eager to adapt to what is now known as “new politics” — the politics of multiracialism — PAS gradually transitioned itself towards a new image. It now sees its future tied increasingly to a wider electorate that includes not just Malays but also Chinese, Indians and other non-Muslims — a “PAS for all”. Its new ambition is to be the leading party by the next general election. Should that happen, a new political calculus would be inevitable.

But the evolution, also means a wrenching dilemma. How far should PAS reconcile its Islamic roots with the new demands of multiracial politics? How can the Islamist party accommodate the growing interest of non-Muslim supporters in PAS — without diluting its Islamic identity?

The fear of deformation

The fear that its Islamist identity could be “deformed” — in the words of one party leader, Dr Dzulkefly Ahmad — by the changing politics drove a faction led by Nasharuddin to establish direct links with Umno in “unity talks”.

This search to balance its growing ties with the PR alliance partners — the secularist DAP and multiracial PKR — proved highly controversial and divisive, provoking the current tension within PAS.

The reformists and professionals simply could not put their faith in Umno, seeing a better future with the PR coalition to restructure Malaysian politics. In challenging Nasharuddin, Husam and the reformists were alerting the ulama to the danger of sending mixed signals and undermining the growing trust with the non-Muslim electorate who have voted for PAS.

Thrown on the defensive, the ulama fought back by drawing on their institutional charisma as the party’s religious elders. It proved to be still potent, though the professionals managed to recover some ground.

Road ahead for PAS under the ulama

While the PAS party elections may have seen the reassertion of the ulama’s leadership, this does not necessarily mean a rollback of the influence of the reformists and professionals.

The big question is whether the reassertion of the ulama will reverse PAS’s ground-breaking transformation into a party that appeals to all races. Will PAS post-muktamar lead to a break-up of the PR opposition coalition? Will a new Malay-Muslim political constellation between PAS and Umno emerge, and if so, how will this affect the other communities?

Though it cannot be totally ruled out, we are unlikely to see the return of the old PAS — an inward-looking party that turns only to the Malay and Muslim heartland. The ulama leadership would have fathomed by now the crucial need for PAS to continue embracing the other racial and religious communities. That would mean a continued partnership with the professionals.

Going by what Nasharuddin declared at the assembly’s end, the ulama will push for a closing of ranks with the non-ulama, especially the professionals. He talked about a “collective leadership” between the ulama and the professionals.

Just as significantly, he dismissed in no uncertain terms that PAS would form a unity government with Umno, or sacrifice its partnership in the PR coalition — although engagement with Umno through talks would go on.

PAS leading the change?

Despite providing the mantle of leadership, the ulama have little choice if they are serious about fulfilling the muktamar’s theme of “Islam leading the change” through its universalist message of social justice.

The ulama are not in the majority in the party. That majority is formed by the non-ulama — the professionals and activists – who will be the drivers of change. The ranks of the professionals will also grow over time. And PAS professionals are mostly “home-grown” — members who are well-educated in the various fields of modern knowledge.

In other words, PAS has over the years already been evolving from a kampung or village party into an Islam-based contemporary political machine. Indeed, the muktamar symbolically launched PAS into its next phase with an impressive international convention centre project as its new headquarters in Putrajaya. It symbolises PAS’ higher ambition of moving closer to the seat of power.

Such a lofty goal however would require the ulama to demonstrate effective, not just symbolic, leadership in the new political landscape which the professionals are more at home with.

The ulama leadership have three years before the next general election to prove they are equal to the task of winning the hearts and minds of the non-Muslim electorate. In the longer term, their bigger challenge is to produce a generation of younger and more politically savvy ulama, headed by a suitable successor to president Hadi Awang to provide forward-looking leadership to a new PAS.

That may or may not be Nasharuddin. (Business Times Singapore)

-------------------------------
Yang Razali Kassim is Senior Fellow with the S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University.

Thursday, June 11, 2009

hari iltizam / bai'atul ridhwan (1)

isu kerajaan perpaduan telah menggoncang pas dan ahli serta para penyokongnya hingga ke akar-akarnya. dek permainan politik sesetengah orang, perpaduan, komitmen dan kekukuhan pas yang telah berjaya dipupuk sejak sekian lama seolah-olah kini berada di hujung tanduk.

dalam keadaan ini, musuh-musuh pas, dan lebih-lebih lagi musuh-musuh pakatan rakyat, berlumba-lumba menyemai lebih banyak racun dan keraguan dengan harapan segala binaan pakatan pembangkang itu akan roboh.

dalam keadaan sedemikian, saya fikir, pas, ahli-ahli dan semua organ pas di seluruh negara perlu menyatakan dengan tegas komitmen masing-masing kepada idea pakatan rakyat itu sendiri, dan dalam konteks dalaman, komitmen mereka kepada jalur fikrah mursyid-al amm, tuan guru dato nik abd aziz nik mat.

langkah ini bukan sahaja perlu bagi merapatkan saff perjuangan, tetapi lebih-lebih lagi sebagai amaran kepada semua pihak yang berhati serong dan berniat jalang terhadapnya.

juga sebagai kata putus bahawa ahli-ahli pas di seluruh negara tidak akan berdiam diri terhadap percubaan untuk mengheret parti ke arah pertelingkahan dan kemelut yang berpanjangan, sekali gus menggagalkan usaha murni untuk menyelamatkan negara ini daripada terus musnah di bawah kepimpinan dan kepetualangan umno-bn.

justeru, saya mencadangkan supaya organ-organ parti, seperti badan perhubungan negeri-negeri dan pas kawasan-kawasan atau cawangan-cawangan, menaikkan banner atau lain-lain sebagainya, yang berbunyi seperti berikut:

(contoh)

"PAS Negeri Pahang berdiri teguh bersama-sama Rakan-rakan dalam Pakatan Rakyat"

atau

"PAS Kawasan Temerloh berdiri teguh bersama-sama Tuanguru Nik Abd Aziz Nik Mat"

saya juga mencadangan supaya banner dan lain-lain sebagainya itu hendaklah mengandungi perkataan-perkataan yang sekata bagi melambangan kebulatan tekad dan hati semua ahli pas di seluruh negara.

wallahu a'lam.

-------------------------------
(1) Pada 1 Zulkaedah, tahun 6 hijrah, Rasulullah SAW dan para sahabat RA seramai 1400 orang berangkat ke Mekah dengan niat mengerjakan umrah.

• Apabila rombongan Rasulullah SAW telah hampir ke Kota Mekah, pihak musyrikin Mekah telah menghantar wakilnya, Budail bin Warqa' al Khuzai, untuk memberitahu bahawa mereka telah bersedia dengan senjata untuk menghalang kemasukan rombongan Islam itu.

• Rasulullah SAW telah mengarahkan Budail memaklumkan semula kepada pihak Quraisy bahawa kedatangan kaum Muslimin adalah untuk menziarah, bukan untuk berperang, dan baginda juga berharap dapat diwujudkan perdamaian di antara kedua-dua belah pihak untuk tempoh tertentu.

• Musyrikin Mekah telah menghantar pula Urwah bin Masud untuk berunding dengan Rasulullah SAW, tetapi gagal mencapai sebarang persetujuan.

• Rasulullah SAW telah mengutuskan pula Saidina Uthman bin Affan RA untuk berunding dengan pihak kafir Quraisy. Beliau ditahan selama tiga hari oleh pihak Quraisy.

• Rasulullah SAW menerima berita bahawa Saidina Uthman RA telah dibunuh. Oleh itu, Rasulullah SAW dan rombongan baginda telah bermesyuarat dan bersetuju membuat SUMPAH SETIA untuk menuntut bela kematian Saidina Uthman RA.

• Sumpah Setia ini dinamakan BAI'ATUR RIDHWAN / BAI'ATUS SYAJARAH , sempena tempat janji setia itu diadakan, iaitu di bawah pokok bernama "Ridhwan" (Surah al Fath , ayat: 10)

• Setelah Musyrikin Mekah mengetahui keputusan rombongan Islam untuk membela kematian Saidina Uthman RA, mereka membuat keputusan membebaskannya semula.

Justeru, pihak musyrikin Mekah telah menghantar Suhail b Amr untuk berunding dengan Rasulullah SAW lalu bersetuju mengadakan perjanjian dengan pihak Islam di Hudaibiyah. Perjanjian ini dikenali dengan nama PERJANJIAN HUDAIBIYAH, sempena tempat termetrinya perjanjian tersebut.

-----------------
nota: secara peribadi, saya berdoa dan berharap, sekiranya pakatan rakyat ini ditakdirkan roboh jua akhirnya, janganlah ia sekali-kali berpunca daripada kita, parti islam. mohon simpang, mohon jauh dan mohon ampun. subhanallah.

bunraku

hmmmm hampir terlupa, semalam juga saya berkesempatan menyaksikan satu persembahan seni wayang patung tradisi jepun yang dinamakan bunraku.

berbeza dengan seni wayang patung lain, seni bunraku, yang biasanya dipersembahan di atas pentas, turut menampakkan tok dalangnya, yang berpakaian serba hitam dan menutup muka.

ini menjadikan persembahan itu lebih menarik... (lihat di sini)

wallahu a'lam.

Wednesday, June 10, 2009

hari gembira

pada petang hari ini, selasa, 15 jamadilakhir 1430, bersamaan 9 jun 2009, mursyid al- amm pas, tuan guru dato nik abd aziz nik mat, merasmikan bangunan dan ibu pejabat pas negeri pahang, di no 3, jalan datuk bahaman 4, pusat komersil temerloh, temerloh.

hari gembira - banyak orang, banyak senyum, banyak salam, banyak doa dan banyak harapan.

kepada SEMUA pihak yang terlibat menjayakan majlis kecil ini, diucapkan jazakumullah khairan kathiran.

wallahu a'lam.

Tuesday, June 09, 2009

mahu berunding? ini caranya...

"...paling penting, khomeini menyedari bahawa sejarah iran kini berada di persimpangan yang unik dan genting; bahawa momentum revolusi tulen telah terbentuk dan jika mengendur, maka ia tidak mungkin dapat dibina semula.

"justeru, beliau memberi amaran menolak kecenderungan untuk berkompromi atau terpedaya dengan tindak tanduk kosmetik shah iran....

"...pada masa yang sama, shah terus menerus membentuk dan membentuk-semula kerajaannya. mula-mula dia membawa masuk sharif imami, individu yang dikatakan rapat dengan elemen-elemen konservatif di kalangan ulamak, sebagai perdana menteri.

"kemudian pada 6 november 1978, dia membentuk sebuah kerajaan tentera di bawah jeneral ghulam riza azhari – langkah yang nyata dicadangkan oleh amerika syarikat. namun semua langkah politik itu tidak memberi kesan ke atas perkembangan gelombang revolusi...

"...shah kini cuba menarik ahli-ahli politik sekular-nasionalis-liberal bagi menghalang pengukuhan tuntutan ke arah penubuhan sebuah kerajaan islam.

"pada 3 januari 1979, shahpur bakhtiar daripada fron nasional (jabha-yi milli) dilantik sebagai perdana menteri bagi menggantikan jeneral azhari, sementara shah pula dirancang keluar negara untuk bercuti.

"pada 12 januari, pembentukan sebuah majlis pangkuan diraja diisytiharkan. ia diketuai oleh sayyid jalal-al din tehrani, individu yang dikatakan mempunyai asas pendidikan agama. majlis itu ditubuhkan bagi mewakili shah ketika ketiadaannya di dalam negara.

"namun semua langkah ini tidak menggugat fokus khomeini daripada matlamat-matlamat yang telah ditetapkannya, yang kini semakin hampir tercapai.

"sehari selepas pembentukan majlis pangkuan diraja, khomeini mengumumkan penubuhan majlis revolusi islam (syuara-yi inqilabi islami), sebuah badan yang dipertanggungjawabkan dengan tugas menubuhkan sebuah kerajaan sementara bagi menggantikan pentadbiran bakhtiar...

"...apa yang perlu dilakukan sekarang hanyalah menyingkirkan bakhtiar dan menyekat rampasan kuasa tentera bagi menghalang shah daripada kembali ke iran.

"matlamat pertama ini hampir tercapai apabila sayyid jalal-al din tehrani pergi ke paris bagi merundingkan kompromi dengan khomeini. beliau ENGGAN MENEMUI tehrani melainkan dia BERUNDUR daripada majlis pangkuan diraja, sekali gus MENGISYTIHARKAN MAJLIS TERSEBUT SEBAGAI TIDAK SAH..."(1)

-----------------------------------
(1) petikan daripada ulamak memimpin: kehidupan, perjuangan dan pemikiran khomeini, (bakal terbit).

nota: saya bukan bermazhab syiah dan bukan pula pendokong revolusi atau bercita-cita untuk mengimportnya ke negara ini. petikan ini hanya bertujuan menunjukkan betapa kepimpinan politik yang bijak dan peka tahu di mana untuk berkompromi dan bersikap lunak, dan di mana pula sikap sedemikian tidak boleh diambil.

sikap dan kebijaksanaan yang sama boleh dilihat dalam perjuangan mahatma gandhi atau nelson mandela dan sebagainya.

sebagai muslim kita juga belajar dalam peristiwa isyrak dan mikraj bagaimana dunia, iblis dan syaitan menduga-duga nabi SAW dengan pelbagai pujuk rayu dll bagi membiaskan fokus baginda. kita juga belajar bagaimana nabi SAW tidak mengendahkannya sehinggalah baginda menyempurnakan tujuan mikraj tersebut.

selain itu, kita juga tahu tak lama selepas peristiwa isyrak dan mikraj, nabi SAW dan para sahabat berhijrah ke madinah dan negara islam pun ditubuhkan di sana.

wallahu a’lam.

siapa ingkari kepimpinan ulamak?

tidak sampai 48 jam setelah selesainya muktamar pas ke-55 dan berakhirnya pertandingan besar dalam pemilihan timbalan presiden, allah SWT, secara tunai, menampakkan belang manusia yang terlibat dengannya.

timbalan presiden pas, nasharuddin mat isa, yang menang jawatan timbalan presiden atas tiket 'memperkukuh kepimpinan ulamak' dengan mengalahkan husam musa dan mohammad sabu, yang diwarwarkan sebagai mewakili kecenderungan yang 'kurang atau tidak menghormati kepimpinan ulamak', secara terus-terang dan tanpa ragu, menempelak pendirian tuan guru nik abd aziz berhubung isu kerajaan perpaduan sebagai pandangan peribadi dan tidak mewakili pandangan parti.

wah, seorang eksekutif kini secara terang-terangan membatalkan pandangan dan pendirian mursyidul amm dan ketua masjlis syura pas dan menganggapnya sebagai pandangan peribadi?

bukankah presiden, timbalan presiden dan lain-lain kepimpinan ajk pusat pas hanyalah eksekutif dan tertakluk kepada muktamar dan majlis syura pas? bukankah majlis syura pas adalah badan tertinggi dalam hirarki parti dan semua elemen-elemen lain dalam parti, termasuk presiden adalah tertakluk kepadanya?

jadi bagaimana sekarang seorang timbalan presiden boleh menolak pandangan ketua majlis syura dan secara tersirat, menganggap badan eksekutif sebagai mempunyai kuasa tertinggi dalam parti? apatah lagi, dengan perkataannya sendiri, beliau mengakui bahawa badan eksekutif belum lagi membuat apa-apa pendirian mengenai isu tersebut.

jika begitu, mengapa pula beliau sebagai timbalan presiden menolak mentah-mentah pandangan mursyidul amm itu, dan pendirian siapakah yang diwakili oleh beliau ketika berbuat demikian?

selain itu, bukankah muktamar pas secara langsung, pada tahun lepas, dan secara tidak langsung, pada tahun ini, juga telah menolak sebarang usaha untuk berunding atau 'berkerajaan' dengan umno. tidakkah cukup apabila dua kuasa tertinggi parti, iaitu ketua majlis syura dan muktamar parti menolak idea dan usaha tersebut, maka badan eksekutif atau mana-mana sturuktur parti lain turut mematuhinya?

jadi, soalnya sekarang pihak manakah yang sebenarnya mengingkari maksud kepimpinan ulamak dalam pas? orang yang bertanding atas tiket 'memperkukuh kepimpinan ulamak' atau orang yang dituduh 'tidak menghormati pandangan ulamak'?

sehubungan itu, saya mencadangkan supaya pas mengadakan muktamar luar biasa dengan dwi agenda, iaitu memecat timbalan presiden kerana melanggar disiplin dan perlembagaan parti dan menghina konsep kepimpinan ulamak yang menjadi ciri teras parti, selain mengingkari keputusan muktamar.

sementara agenda kedua ialah untuk menentukan secara muktamad tentang sikap pas berhubung isu-isu perundingan, perbincangan dan idea kerajaan perpaduan dengan umno-bn.

wallahu a'lam.

Monday, June 08, 2009

pas buka pintu, lalu umno pun masuk

jika maklumat ini benar, timbalan presiden pas, nasharudin mat isa, akan berhadapan dengan ketua pemuda umno, khairy jamaluddin, di astro awani jam 8 malam ini, untuk membicarakan isu muqabalah-kerajaan perpaduan.

hahaha, tak sampai 48 jam setelah orang no 2 pas itu terus komited dengan idea meneruskan 'perundingan' dengan umno, ketua pemuda parti nasionalis itu terus menyambutnya. kenapa?

bagi saya mudah sahaja, pas telah membuka pintunya, lalu umno pun masuklah. tujuan umno mudah sahaja, asak pas ke sudut dengan isu melayu-islam dan sebagainya, lalu tulang belakang pakatan rakyat pun akan patah.

masih ingat soalan khairy kepada husam berkenaan hudud dalam forum di kota baru tak berapa lama dulu?

atau apakah kita telah lupa pada pengakuan dan permohonan maaf dato wan ismail (bapa dr wan azizah) tentang peranan beliau secara peribadi dan agensi risikan negara dalam isu kafir mengkafir dan sembahyang dua imam pada awal 80-an dahulu, yang telah berjaya meletakkan pas pada kedudukan paling defensif dan laksana kucing kurap dalam arena politik nasional selama lebih sepuluh tahun?

bagi umno, pas adalah saingan utamanya. justeru, pas perlu disingkirkan daripada arus politik perdana dengan memperlihatkan parti itu sebagai parti sektarian dalam apa jua bentuk pun. yang penting, pas tidak boleh mendapat sokongan orang bukan-islam-melayu. noktah.

secara bersendirian, pas atau dap atau pkr, tidak mungkin berupaya menumbangkan umno-bn. dan dengan isu muqabalah-kerajaan perpaduan ini, pas telah menunjukkan bahawa ia adalah rantai pakatan rakyat yang paling terdedah kepada racun dan asakan sektarianisme.

seperti kata mohd radzi di perak, "orang kasi sedekah, kita ambil sahajalah".

jadi, pas dah buka pintu, umno masuk sahajalah.

selepas ini apa? saya menjangkakan, selepas beberapa 'riki' (menggunakan perkataan orang no 2 pas itu) dan umno mendapati telah cukup keraguan ditimbulkan terhadap ketulusan pas sebagai anggota pakatan rakyat di kalangan orang bukan-melayu-islam, pilihan raya umum pun akan diadakan.

lalu, seperti berniaga buluh kasap, hujung hilang, pangkal pun lesap.

wallahu a'lam

Saturday, June 06, 2009

perspektif

"pemimpin, bila dia di atas, dia tengok orang kat bawah, dia nampak orang kecik dan dia fikir orang kecik. tapi dia lupa, orang kat bawah tu, nampak diapun kecik jugak" - almarhum dato' fadzil noor.

respons

berikut adalah komen (dan terjemahan) terhadap sebuah artikel berjudul 'pas presents the future' oleh shannon teoh di dalam media web malaysia insider.

sengaja saya masukkannya di sini kerana ketepatan dan kejujurannya, selain nada positifnya. selain itu, bagi saya, ia mewakili sikap masyarakat umum malaysia kini berhubung isu-isu berkaitan pas, pr dan masa depan politik kita. mudah-mudahan ia berguna.
----------------------------------

PAS representing the future? Answer: Not Yet. Mindsets are more important than IT wizardry.

The struggle and competition between the conservatives and the moderates must first be reconciled in their role-playing. To continue towards the future with progress at all fronts, both mindsets must function in harmony. The conservatives ensuring the universal values of real leadership remain intact within the party but not to throw a spanner into the works of the emerging Pakatan coalition.

The moderates must grow in strength to make its party increasingly acceptable and supportive from non-Muslims. It is a delicate balance and role-playing. You screw this up, then it's goodbye from non-Muslims.

The future is in your hands.

---------------------------------

pas mewakili masa depan? jawapan: belum lagi. jalur fikiran adalah jauh lebih penting daripada kepandaian IT.

pergelutan dan persaingan kelompok konservatif dan moderat harus terlebih dahulu diamankan dengan menentukan bentuk peranan masing-masing. untuk mara ke hadapan dengan kemajuan di semua medan, kedua-dua jalur fikiran ini harus berfungsi dengan harmonis.

kelompok konservatif harus berperanan memastikan nilai-nilai sejagat kepimpinan yang tulen terus utuh dalam parti, tanpa perlu melempar musibah ke dalam kelancaran pertumbuhan pr yang sedang berlaku kini.

dalam pada itu, kelompok moderat pula harus mengukuh bagi memastikan parti itu terus diterima dan disokong oleh orang bukan-islam. ini tugas sukar dan sensitif. tersilap langkah dan anda gagal, maka 'selamat jalan' daripada masyarakat bukan-islam.

masa depan di tangan anda.

pas ready to be umno's equal

By Joan Lau

Analysts pored over PAS president Datuk Abdul Hadi Awang’s speech this morning looking for clues about the direction the party will be taking in the next few months. Many came away disappointed that he did not make more references to his opposition coalition (Pakatan Rakyat) partners, while others were wary that he said the Islamist party would not close any doors to talks with other parties.

The big question hanging over the whole proceeding is this: Is PAS ready to step up as Umno’s equal or a national party? The answer is a firm yes.

In the slightly more than a year since the landmark March 8 general election, non-Muslims have come to know this party quite well. Names like Husam Musa, Khalid Samad, Dzulkefly Ahmad and Nizar Jamaluddin have now entered into the vocabulary of the average Malaysian together with already-familiar PAS names like Hadi Awang and Nik Aziz.

To a wide swathe of the non-Muslim population, PAS is certainly not so scary anymore. We have put faces to names, we have seen them reach out to non-Muslims in a meaningful manner and we have come to know what they stand for.

Sure, many of us are still wary of the conservative Islamist face of PAS as represented by the ulamas but we have learned to converse with the previously unknown. And it is this dialogue — more than the one Hadi and other pro-unity party members in his party seek with Barisan Nasional — which will make PAS a major player in the Malaysian political scene.

The irony, of course, is that Umno never proposed that Malaysia be an Islamic state but it has alienated many Malaysians with its Bumiputera-centric policies. These policies affect our lives and we feel them every day.

Yet, here is an Islamist party led by Hadi who in 1982 turned a nationalist religious party into an Islamist party and thus won over the Malay states in Malaysia. The party today stands for more than Islamist laws. It speaks about social welfare and justice.

So, yes, this Parti Se-Islam Malaysia (PAS) is poised to take over from the United Malays National Organisation (Umno) if it keeps the conversation going with the non-Muslims in Malaysia.

pas: realiti dan politik nasional (1)

Oleh Farish A Noor

pas telahpun berada dalam landskap politik malaysia sejak 1951 lagi, walaupun kehadirannya dalam sejarah negara bermula lebih awal, iaitu daripada parti islam yang pertama, hizbul muslimin, pada 1948.

para pemerhati dan penganalisis kini mengikuti perkembangan pas dengan begitu dekat sekali, dan terdapat begitu banyak spekulasi tentang nasib dan masa depan para ideologue dan pimpinan utama parti itu, terutamanya ‘wakil-wakil’ dua kelompok dalam parti itu yang dikenali sebagai kelompok konservatif dan progresif.

pembezaan seperti ‘konservatif’ dan ‘progresif’ tidaklah begitu berguna dalam kes-kes seperti ini kerana ia tidak banyak mendedahkan kepada kita keadaan yang sebenarnya berlaku dalam pas.

selain itu, ia juga memberi tanggapan silap tentang perbezaan-perbezaan yang wujud dalam parti itu seolah-olah ia boleh dirumuskan sebagai perbezaan binari yang sedemikian mudah.

jelas bahawa musuh-musuh pas amat gemar menggunakan dikotomi sedemikian dalam usaha dangkal mereka melemahkan dan memecahkan parti itu – taktik pecah-perintah yang terlalu biasa bagi sesiapa jua yang mengkaji politik malaysia sepanjang lebih-kurang 50 tahun lepas.

hakikatnya, pas merupakan sebuah parti yang jauh lebih kompleks daripada tanggapan banyak orang luar tentang parti itu, dan sifat ini berakar jauh ke dalam sejarahnya sendiri.

pada 1950-an, pas dilihat sebagai sebuah parti islamis-kiri sewaktu berada di bawah kepimpinan dr burhanuddin al-helmy dan zulkiflee mohammad; dan ketika perhatian parti itu tertumpu kepada perjuangan pembebasan nasional daripada kolonialisme dan pelbagai corak neo-imperialisme yang merata di asia dan afrika pada masa tersebut.

pada 1970-an, pas berubah menjadi sebuah parti etno-nasionalis sewaktu ia bergabung dengan umno-perikatan untuk satu tempoh yang pendek.

sejak 1980-an pula, ia berubah menjadi salah sebuah daripada parti islam yang paling lantang dan terkedepan di asia dan dunia islam untuk berdiri setara dengan jama’at islami di pakistan, india dan bangladesh di satu pihak, dan ikhwan al-muslimin di dunia arab di satu pihak yang lain.

di sebalik peningkatan profil dan kedudukannya dalam arena politik antarabangsa itu, namun pas masih kekal sebagai sebuah parti malaysia yang berusaha merebut kuasa di pentas politik negara ini.

ekoran pilihan raya umum pada mac 2008 apabila pakatan pembangkang berjaya mematahkan majoriti dua pertiga barisan nasional yang memerintah, pas kini mengatur langkah untuk menjadi sebuah parti nasional dengan aspirasi yang juga bersifat nasional seutuhnya.

ini membawa kita kepada bangsa malaysia yang wujud hari ini dan sama ada pas boleh bercakap bagi pihak sebuah malaysia baru yang kini telah menjadi jauh lebih kompleks daripada sebelumnya.

sama ada para pemimpin pas mahu memperkenalkan diri mereka sebagaai moderat, liberal, progresif atau konservatif, hakikat bahawa malaysia dan bangsa malaysia kini, yang mahu mereka wakili dan pimpin itu, adalah jauh lebih kompleks daripada keruwetan yang wujud dalam parti itu sendiri.

pas dan sesiapa jua yang memimpin parti itu mesti menyedari hakikat ini sekarang dan mestilah juga mempunyai kemahuan politik untuk menangani keruwetan malaysia ini dengan cara yang rasional dan objektif.

hari-hari di mana semua orang islam-melayu dianggap sebagai orang islam yang beragama dan sederhana telah lama berlalu. di zon-zon industri di bandar-bandar di semenanjung malaysia hari ini, telah kita lihat pembentukan dan perkembangan pelbagai bentuk dan watak sosial baru yang mengingkari semua bentuk stereotaip yang ada tentang bangsa ini.

malaysia kini adalah sebuah negara baru di mana rakyatnya yang datang daripada pelbagai latar belakang etnik agama, orientasi gender dan sebagainya telah mara ke depan untuk menuntut bahagian masing-masing dalam perwakilan politik yang wujud.

secara peribadi, saya pernah menemui beberapa orang gay yang beragama islam, yang secara terbuka dan juga rahsia, menyatakan sokongan mereka kepada parti islam itu. soalnya, apakah parti islam yang mereka sokong itu boleh menunjukkan tahap sokongan, simpati dan kefahaman yang sama seperti yang diberikan kepadanya?

pas perlu faham bahawa untuk menjadi sebuah parti nasional dengan aspirasi nasional, maka ia perlu membina retorik dan platform politik yang inklusif yang menggambarkan kepelbagaian watak malaysia yang kita lihat hari ini.

malah inilah yang perlu dilakukan oleh semua parti politik., sama ada parti islam, sosialis, liberal atau konservatif. kegagalan berbuat demikian bermakna mengabaikan realiti yang wujud, sekali gus menentukan had hayat dan kelangsungan jangka panjangnya sebagai sebuah parti politik.

ramai yang menjangka pas tidak akan berupaya mengubah-semula dirinya selepas dekad 1980-an, apabila ia mengambil acuan sebuah parti islam seperti parti-parti islam lain di dunia arab dan asia selatan.

namun para sejarawan akan mengingatkan kita bahawa, seperti juga bangsa dan masyarakat, parti-parti politik, adalah koleksi abstrak kenisbian individu yang bergabung, mencair dan membina-semula diri mereka pada setiap masa.

pas merupakan sebuah parti yang dinamik yang berurusan dengan realiti yang dihadapinya – daripada realiti kolonialisme di malaya pada dekad 1940-50-an kepada kemunculan politik autokratik pada dekad 1980-an.

hari ini, pas telah melihat dan menikmati persahabatan dan kepercayaan jutaan rakyat malaysia bukan-melayu dan bukan-islam yang memberinya peluang untuk menjadi sebahagian daripada sebuah kerajaan baru di negara ini sekiranya pakatan pembangkang berjaya menguasai parlimen kelak – suatu kemungkinan yang amat dekat dan nyata.

selain itu, pas juga mendapat manfaat daripada kepercayaan jutaan orang islam moderat dan liberal yang bersedia memberinya peluang untuk membuktikan komitmen mereka kepada politik baru akauntibiliti dan ketelusan.

justeru, bagi kepentingan jutaan rakyat malaysia yang bersedia memberinya peluang itu, parti islam tersebut perlu memberi tumpuan kepada sasaran yang paling unggul, iaitu menjadi sebuah parti nasional yang melambangkan pluralisme masyarakat malaysia itu sendiri.

hayunan undi yang berlaku pada mac 2008 bukanlah tanda persetujuan terhadap negara islam atau pengawas moral atau sebuah teokrasi di bawah telunjuk sekumpulan ‘ayatollah’.

sebaliknya ia adalah petanda bahawa masanya telah tiba untuk pas menyelusuri semula akar sejarahnya yang kompleks itu untuk kemudiannya lahir sebagai sebuah parti islam moden yang akhirnya turut berupaya menjadi sebuah parti untuk malaysia dan rakyat malaysia juga.

-------------------------------------
(1) versi bahasa melayu artikel berjudul ‘time for pas to show ability to be a national party’ oleh dr farish a noor. terjemahan dan suntingan oleh http://pokok-hujan.blogspot.com.

Friday, June 05, 2009

Government Losing Concerns – GLCs

By Syed Akbar Ali

Folks, we had an ineffective Prime Minister who literally slept on the job for five years. Because he was such a weak leader, too many people around him started getting funny ideas and doing things their own way. We the taxpayers and the country as a whole did not benefit much from their actions.

Whether these folks had the best interests of the nation in mind has to be assessed carefully. Looking at the way money is being thrown (or burnt up as the case may be) it does not bode very well for everyone. And it is not good for the Government too.

Unfortunately despite the ex PM being shown the exit, there has been not enough thorough housecleaning or cleansing to get rid of the unsavory, unworkable and ruining remnants leftover from the old regime.

This includes “proven to be unworkable ideas” which came onboard during the old regime. Why are they still in place and still burning up billions of Ringgit of taxpayers funds?

We need a house cleaning now, not in another three or five years. The cutoff is not the next GE but long before the next GE. We really need to be serious about this. We are continuously seeing the GLCs losing money by the billions and the hundreds of millions of Ringgit. Most of these GLCs are monopolies. Even Sime is a monopoly, of sorts.

They are Government linked and have access to much Government support. But Sime was put into a merger with Golden Hope and Guthrie which resulted in about RM40.0 Billion of market value being wiped out. An RM80.0 Billion company now has a post merger market value of just over RM40.0 billion. This is quite perplexing.

Proton has announced quarterly losses of RM342 million. They are a monopoly almost, enjoy all sorts of protection and even get cash handouts from the Government (RM81 million for the last quarter alone).

For the 1st quarter ended Nov 30th, TNB suffered “FOREX loss” of RM1.439bil, which ended up in a net loss of RM944.1mil for the period. Almost RM1 billion loss for the quarter. What is wrong with the GLCs?

Then State monopoly Telekom Malaysia was told to spinoff TMI (what became known as Axiata). One company became two companies. Again – after the split - the share prices went down and about RM17.0 Billion in market value was lost.

Maybank, the stalwart of the Malaysian banking system bought Bank Dagang Indonesia for about USD2.7 Billion (RM9.0 Billion) from Singapore’s Temasek Holdings. This purchase has not been accepted well by the market, Maybank’s share prices have taken a hit after the buy.

The Singapore equation does surface frequently when the GLCs go shopping with billions of Ringgit of our taxpayers money. (Recall the Parkway and Pantai Medical Centre buy back?) And these are the long established, public listed corporations some of which have been around for almost a century now. Sime, TNB, Telekom and Maybank are the flagbearers of our economy.

Then in 2005 Khazanah Nasional Berhad, the mother of all GLCs bought a 52 per cent stake in Indonesia's Bank Lippo for about USD338.0 million (over RM1.1 Billion at that time).

Khazanah bought this stake from an Austrian financial house who had themselves purchased the 52.1% in Bank Lippo in February 2004 from the Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) for $142 million (about RM525 million). This means the Austrians made a profit of over RM575 million (doubled their money) in just one year from selling the 52% in Lippo Bank to Khazanah Nasional !

In 2008, through CIMB Bank, Lippo Bank was merged with Bank Niaga in a RM8.0+ billion merger to create CIMB Niaga Bank. For the 1st quarter of 2009, the merged bank made 262 Billion Rupiah profit, down 18% from 323 Billion Rupiah for the same period in 2008.

Then there are also the less well known acquisitions and jaunts by the GLCs which also cost hundreds of millions of Ringgits with little or not much positive results to show.

One such creature is ACR or Asian Capital Reinsurance - a reinsurance firm that was bought from its Singaporean founders (Singaporeans again). This firm had a staff of about 40 people only in Singapore. What is more interesting is that it was only established in Singapore in November 2006
.
Khazanah decided to buy this reinsurer (circa 2007) to create new Islamic takaful businesses. (Takaful is halal arab talk for insurance). Their website (http://www.acrretakaful.com/) is bombastic. It says :

ACR ReTakaful is the world’s highest-capitalised Islamic reinsurance entity serving the requirements of our Asian and international partners. It is poised to grow the capacity of takaful and retakaful operations in Asia, particularly the Middle East and Southeast Asia.

But the performance of the business in Malaysia has since been lackluster. In 2007 Asia Capital Reinsurance Malaysia Sdn Bhd made a loss of RM7.7 million. In 2008 the loss was RM5.0 million. They also have JV offices with the Dubai Group in Dubai, the Arab “city” state which has now ground to an economic halt.

ACR ReTakaful Holdings Limited of Dubai is “the world's largest reinsurance company with a paid-up capital of US$300m (RM1.0 Bill). Oh well. But where is the beef ya maulana? Where are the profits?

Then in April 09, the takaful CEO said, “the firm was in talks to enter into a strategic alliance with an Islamic reinsurer in Malaysia, which would likely take place in September, but declined to give further details.” Another strategic alliance? What happened to ‘world’s highest capitalized Islamic reinsurance’ bla bla bla.

Market talk is Khazanah is now ‘encouraging’ the other GLCs under its stable to take their insurance requirements from ACR. I think that is fine. Business is business. Do something, do anything but just turn a profit, ok?

But what irks me is the price Khazanah paid to the Singaporeans to buy over ACR. Would anyone like to guess? It’s a reinsurance company, established in Singapore in November 2006. Not much physical assets (maybe computers and fax machines) with about 40 employees. How much would this company be worth? RM10 million? Wrong. RM20 million. No. Lets try three digits : RM100 million? Wrong again.

Folks, Khazanah Nasional Bhd paid close to RM900 Million to buy over this Singaporean reinsurance company ! That’s RM900 million ! Market talk is a senior Khazanah executive (appointed from the time of Tun Dr Mahathir) resigned after this deal was signed. I really want to know who and how initial contact, proposal etc were made to Khazanah to buy this Singaporean company? Who made the initial contact?

Then there is also Malaysian Agri Food Corporation or MAFC. Please visit their website here http://www.mafc.com.my/

To digress a little, I think all these ventures are just great. Whether its reinsurance, agri-food, tuna fishing, semiconductors or banks in Indonesia, they are all good.

But we need to be clear about some things : we must NOT pay anything more than market price for these businesses. Secondly they must also generate profits, not just make losses.

Then there must also be other benefits like giving employment to Malaysians and creating spinoff benefits inside our country (and not in Dubai or Indonesia). Why? Because this is taxpayers money lah. Not private capital. That’s why.

Back to MAFC – Khazanah wanted to grow water melons, bananas, papayas etc. This is Muniandy’s business. Muniandy is the fellow who grows bananas along the commuter railtracks near Klang and sells his fruits in the local market.

You may ask why does Khazanah want to compete with Muniandy? Good question. Maybe they want to take water melons and bananas to corporate levels – make juices, jams etc. How much is the investment in this fruit business? Guess lah. RM5 million? No. RM10 million? No. Folks say it is closer to RM200.0 million.

Here is their mission statement : Malaysian Agrifood Corporation Berhad (MAFC) is a wholly owned subsidiary of Khazanah Nasional Berhad (KNB) set up for the purpose of reinventing the Malaysian agricultural food distribution system and increase Malaysia’s competitiveness in providing reliable and quality supply of fresh produce. Our main thrust of activity involves the food supply chain management and logistics. We develop comprehensive supply chain strategies and commit to introduce the best practices in the food supply.

To reinvent the Malaysian agri food distribution system ? I say Bang, what was wrong with our system in the first place? Why try to fix something that is not broken? But the braders were unfazed. To reinvent the distribution system they needed trucks, cold rooms and distribution wharehouses. No problem. They went and bought a logistics company. Its called Cold Chain Network Sdn Bhd. Here is the website : http://www.coldchain.com.my/. Its really canggih.

I think this is where the money went. OK great. But where are the melons and tomatoes? Where are the pumpkins and the zucchinis? Where is the produce? Talk is MAFC has started planting papayas on a large scale in Lanchang, Pahang. Corporate papayas ? I get my papayas now from my backyard. We have two papaya trees and we cannot eat all the fruit that ripens on the trees. So we share it with the birds.

My view is that the old “GLC”s like Sime Darby, TNB, Maybank etc who have been around for so long should be allowed the freedom to do their business without any interference. They know their businesses well. Leave them alone. Put in good managers, good accountability and transparency and let them loose. They will do well.

This was what Dr Mahathir did. During the time of Dr Mahathir you would hardly hear negative reports about well established companies like Sime Darby, Golden Hope, Telekom or Maybank (except for Sime’s short foray into banking). They all grew very large during Dr Mahathir’s tenure.

The other newer GLCs like Khazanah have lost touch with their real purpose. Khazanah was set up to explore new businesses and new technologies that were not found in Malaysia. They have lost sight of this objective. Hence their forays into papaya farming, reinsurance, tuna farming, udang farming etc which competes with the private sector.

Muniandy already plants papayas, there are numerous insurance companies, there are numerous tuna fishermen and also udang farms. Why does Khazanah want to use its huge corporate muscle to crowd out the local boys? And they do not know how to do it.

So Khazanah ends up paying millions of Ringgit to consultants. Folks say Khazanah spends over RM50.0 million per year paying consultants fees. Their favorite consultants are McKinsey, Boston Consulting Group and Ernst & Young. What is the outcome? How much sales and profits has Khazanah generated for every Ringgit spent on the consultants?

Has anyone done a simple ratio analysis? (Returns from a project recommended by a consultant) divided by (Fees paid to that consultant). Ada ratio tak?

Then the average CEO in Khazanah is paid about RM40,000 to RM50,000 per month. Even in startup companies like the agri-food business. That’s RM600,000 per year. That’s a lot of money. Then on top of that, they also pay the consultants. So what do the CEO’s do? And where is the product? Where are the profits?

Some of these investments are pretty recent. ACR was bought in 2007. MAFC too is new. There is a gestation period. If they screw up, it will usually take a few years before the full stuff hits the fan. The timing can really suck. There is a General Election coming up in three years.

To be advised is to be forewarned. This is free advise. No need for consultancy fees.

-----------------------------------------
Whatever this particular writer's opinion about pas, tgna, ulamak, pr etc etc, i believe that we must always be able to discern grain from chaff when we see one. and secondly, i too believe that the interests of the whole surpasses its components'.