Semak basah sepanjang denai ke sekolah
Menggigil menyambut kami di pagi lecah.
Kami berhenti di selekoh pohon gajus
Memungut embun berjuntai ke dalam botol
(embun, kata guru kami,
baik sebagai pelembut papan batu ).
Kami rukuk pada daun rimbun
Memenuhi botol dengan pesanan guru.
Ibu membekalku dan adikku
Papan batu, kalam batu, dan sebuah buku
Yang ku panggil “buku pasu bunga”.
Ibu juga membekalkan kami
Keledek rebus dan syiling lima sen
(duit ini, berkali-kali pesan ibu,
hanya penguat semangat,
pulangkan kembali tengah hari nanti ).
Entah berapa lama ku kelek semangat ibu
Berulang-alik ke sekolah dengan botol embun.
--------------------
T. Alias Taib
1950-an
Sunday, August 22, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment