Tuesday, January 26, 2010

Love maketh all things possible

Love maketh all things possible to us.
Reason is ruthless; Love is even more,
Purer, and nimbler, and more unafraid.
Lost in the maze of cause and of effect
Is Reason; Love strikes boldly in the field
Of Action. Crafty Reason sets a snare;
Love overthrows the prey with strong right arm.
Reason is rich in fear and doubt; but Love
Has firm resolve, faith indissoluble.
Reason constructs, to make a wilderness;
Love lays wide waste, to build all up anew.
Reason is cheap, and plentiful as air;
Love is most scarce to find, and of great price.
Reason stands firm upon phenomena,
But Love is naked of material robes.
Reason says, “Thrust thyself into the fore;”
Love answers, “Try thy heart, and prove thyself.”
Reason by acquisition is informed
Of other; Love is born of inward grace
And makes account with self. Reason declares,
“Be happy and be prosperous”; Love replies,
“Become a servant, that thou mayest be free".


---------------------

Kasih memungkinkan semua

Kasih memungkinkan semua untuk kita.
Akal tajam dan keras; Kasih lebih
tulus dan lunak, dan lebih berani.
Yang sesat dalam selirat sebab dan akibat
adalah Akal; Kasih bingkas berpencak di pentas
aksi. Akal licik memasang perangkap;
Kasih membanting musuh dengan sisi kanannya yang gagah.
Akal sesak dengan takut dan ragu; tapi Kasih
punya tekad yang teguh, yakin yang kental.
Akal membina, untuk mencipta kekalutan;
Kasih menghampar sepadang hampa, untuk membinanya semula
Akal murah, dan banyak seperti udara;
Kasih paling susah dicari, dan sangat berharga.
Akal berdiri teguh atas fenomena,
tapi Kasih terdedah lepas tanpa jubah jasmani.
Akal berkata: “Maju, maralah ke hadapan”,
Kasih menjawab, “Periksalah hati, dan buktikan diri”.
Akal, melalui pemerolehan, mengetahui tentang yang lain;
Kasih dilahirkan memandang ke dalam, dan menghadap diri.
Akal berkata, “Bergembira dan berjayalah”;
Kasih menjawab, “Tunduklah, semoga kau merdeka bebas”.

-------------------------
Allama Iqbal, The Secrets of Selflessness (Rumuz e-Bekhudi (Parsi, 1918), diterjemahkan ke bahasa Inggeris oleh A J Arberry (1953); baris 5-26.

4 comments:

hari ribut said...

tuan,

kenapa kasih bukan cinta?

bagaimana kalau kasih ada di dalam cinta tetapi cinta tiada di dalam kasih?

cinta bisa mengubah dunia tetapi kasih bisa menjadi kasihan?

syed putra ahmad said...

soalan yang sah.

saya memilih 'kasih' bukan 'cinta' kerana kesan perkataan itu kepada diri saya sendiri. 'kasih' terasa lebih peribadi, dalam dan serba mencakupi pengertiannya berbanding perkataan 'cinta'. justeru bagi saya, ia lebih sejadi dengan perkataan 'love' dalam konteks penggunaan iqbal di atas.

namun begitu, saya terbuka kepada penghujahan sebaliknya, jika ada.

wallahu a'lam.

Anonymous said...

Pencuri Kota Baghdad

Berbeza ke antara cinta dan kasih, hatta dari segi konteksnya ..?

Barangkali dari segi penggunaan, cinta lebih umum namun masih boleh diperibadikan.

Alangkah indahnya gagal bercinta ...

syed putra ahmad said...

saya hanya menjelaskan mengapa saya memilih perkataan 'kasih', bukan 'cinta' sebagai terjemahan bagi perkataan 'love' dalam konteks puisi ini.

lain orang mungkin lebih selesa dengan 'cinta'. ia pilihan peribadi semata-mata. tiada perdebatan di sini.

yang menjadi tema kepada puisi ini ialah beza sifat, kesan serta peranan 'akal' dan 'kasih/cinta'.

wallahu a'lam.