Saturday, June 20, 2009

BURUNG-BURUNG KONDOR

Oleh W S Rendra

Angin gunung turun merembes ke hutan,
lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas,
dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau.

Kemudian hatinya pilu
melihat jejak-jejak sedih para petani - buruh
yang terpacak di atas tanah gembur
namun tidak memberi kemakmuran bagi penduduknya.

Para tani - buruh bekerja,
berumah di gubug-gubug tanpa jendela,
menanam bibit di tanah yang subur,
memanen hasil yang berlimpah dan makmur
namun hidup mereka sendiri sengsara.

Mereka memanen untuk tuan tanah
yang mempunyai istana indah.
Keringat mereka menjadi emas
yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa.
Dan bila mereka menuntut perataan pendapatan,
para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,
dan menjawab dengan mengirim kondom.

Penderitaan mengalir
dari parit-parit wajah rakyatku.
Dari pagi sampai sore,
rakyat negeriku bergerak dengan lunglai,
menggapai-gapai,
menoleh ke kiri, menoleh ke kanan,
di dalam usaha tak menentu.

Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah,
dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai,
dan sukmanya berubah menjadi burung kondor.

Beribu-ribu burung kondor,
berjuta-juta burung kondor,
bergerak menuju ke gunung tinggi,
dan disana mendapat hiburan dari sepi.
Karena hanya sepi
mampu menghisap dendam dan sakit hati.

Burung-burung kondor menjerit.
Di dalam marah menjerit,
bergema di tempat-tempat yang sepi.
Burung-burung kondor menjerit
di batu-batu gunung menjerit
bergema di tempat-tempat yang sepi
Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu,
mematuki batu-batu, mematuki udara,
dan di kota orang-orang bersiap menembaknya.

--------------------------
Yogya, 1973
Potret Pembangunan dalam Puisi

(terima kasih tuan hareez kerana mengirim sajak ini. besar maknanya ia pada blog ini dan juga kepada diri saya sendiri. terima kasih banyak tuan).

5 comments:

Anonymous said...

Hati yang digerakkan olehNYAlah yang menimbulkan ilham untuk menghantar sajak berkenaan ke blog tuan. Tidak tahu pula sajak berkenaan begitu bermakna buat tuan. Sebenarnya saya amat meminati dan menyayangi sajak tersebut. Kata guru saya kita kena kongsi benda-benda yang kita minati dan sayangi bersama dengan seseorang. Apatah lagi seseorang itu pernah kita kenali.

-RHareez

ahmadnizamhamid said...

Rendra,si burung merak yang sentiasa mengirai.bait puisinya adalah santapan rohani yang menajam dan meluahkan seribu kata.
bukankah namanya sendiri itu juga suatu puisi indah;(W)ahyu (S)ulaiman Rendra setelah beliau memeluk agama Allah?
dari puisi Megatruh membawa kepada Pelacur-pelacur Kota Djakarta Bersatulah atau nukilannya kepada Anwar Ibrahim,Rajawali sentiasa menghangatkan malamku yang dingin.
rendra dan ken zuraidah adalah pasangan yang secocok dan lebih hebat dari laila&majnun.
siapakah penyair yang berani menghambakan diri utk kepenyairannya dan rakyat?yang berani menegur dan berkata TIDAK tatkala para dewa bergentayangan dengan kekuasaan?aku kira di Malaya ini masih belum tersua seorang Rendra!
nukil Rendra,Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata!

RAJAWALI

sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri

rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti

langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara

rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya

hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat fatamorgana

rajawali terbang tinggi
membelah langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka

ah,Rendra dan kuntum-kuntum bahasanya adalah bak khamar yang memabukkan!

syed putra ahmad said...

tidak syak lagi pemerian tuan tentang si rendra itu. tidak syak. bangsa dengan jiwa besar akan juga melahirkan anak-anak dengan jiwa besar. tidak syak.

syed putra ahmad said...

dan manusia dibesarkan mulanya dengan kata-kata. dan al-quran adalah kata-kata tuhan, lihat besarnya manusia yang terbina dengannya. justeru berkata-katalah...

akbajalil said...

Apapun yang terjadi adalah kehendakNYA. Tiada sesiapa yang dapat menghalang. Itu hakikat. Bertemunya Wahyu Sulaiman Rendra dengan agama Allah adalah kehendakNYA jua tetapi harus diingat Rendra tidak duduk diam dalam sepi malah sentiasa mencari.
Jadi pencari memang mencabar, dicabar dan tercabar.
Pokoknya kita harus tahu dan mengerti sungguh apa yang dicari supaya pencarian tidak sia-sia dan membazir masa.
Nyata perihal dimensi 'bekerja' dan 'bercinta' yang Tuan SPA nyatakan sebelum ini harus diperincikan kepada sipencari. Jika tidak sipencari akan lalai dan alpa hingga mabuk 'bekerja' atau 'bercinta' semata-mata.
Pokok Hujan rendang sifatnya dan diharapkan akan memberi teduhan kepada sipencari yang semakin letih dan keliru...